KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama dengan judul “AGAMA ISLAM” . Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan-kesalahan maka dari itu kami mengharapkan syarat yang membangun dari para pembaca.
Dalam pembuatan makalah ini
tidak luput dari banyak motifasi dari teman-teman yang telah membantu.
kami mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah
banyak memotifasi dalam
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini
bisa memberikan informasi kepada para pembaca mengenai “AGAMA
ISLAM”.
Demikianlah sebagai
pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi pembaca dan pendengar. Atas semua ini kami
mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan
dari semua motifasi mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh
Allah SWT. Amin-amin ya rabbal alamin.
AGAMA ISLAM DAN RUANG LINGKUP AJARANNYA
A.
Pengertian Agama Islam dan Ruang
Lingkup Ajarannya
1.
Pengertian
a.
Etimologi
Berdasarkan ilmu
bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima
yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama,
yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat.
Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan
diri, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT.
b.
Terminilogi
Secara istilah
(terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang
dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dari
kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap , menyeluruh dan
sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah
maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan
agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi
Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
Dalam Al-Quran surah
Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :
وَوَصَّىٰ بِہَآ
إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ
ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya :
”Nabi Ibrahim telah
berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub, Ibrahim berkata : Sesungguhnya
Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu
meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah, 2:132)
Nabi Isa juga membawa
agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang berbunyi sebagai berikut :
فَلَمَّآ أَحَسَّ
عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ
ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا
مُسۡلِمُونَ
Artinya :
”Maka ketika Nabi Isa
mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia : Siapakah yang
akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah (Islam)? Para
Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang muslim” (QS. Ali Imran, 3:52).
Dengan demikian Islam
adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan
kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi
selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat,
hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman
dan rahim Allah swt.
Agama-agama selain
Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia yang mendirikan atau
yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama bersangkutan seperti
agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau agama Yahudi
(Judaism). Nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan
dengan nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat
agama itu mula-mula tumbuh dan berkembang. Pendidikan Agama Islam – Hal 2.
Oleh karena itu
penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan Mohammedan untuk orang-orang Islam
yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang Barat, terutama oleh para
orientalis adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat
menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain, misalnya dengan Chrisianity
yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang diajarkan oleh Budha
Gautama dan lain-lain.
Memahami ajaran Islam
dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat Islam terhadap Islam. Komitmen
tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr(103) yang berbunyi :
وَٱلۡعَصۡرِ (١
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ
لَفِى خُسۡرٍ (٢
إِلَّا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ
بِٱلصَّبۡرِ (٣
Artinya :
1.
Demi masa.
2.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian,
3.
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.
Berdasarkan dari
surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan seorang muslim dan
muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :
1.
Meyakini,
mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.
2.
Mempelajari,
mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
3.
Mengamalkan
ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
4.
Mendakwahkan,
menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang meyakinkan
dengan bahasa yang baik dan,
5.
Sabar
dalam berIslam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan agama
Islam.
2.
Karakteristik Agama Islam
Memahami
karakteristik Islam sangat penting bagi setiap muslim, karena akan dapat
menghasilkan pemahaman Islam yang komprehen- sif. Beberapa karakteristik agama Islam,
yakni antara lain :
1.
Rabbaniyah
(Bersumber langsung dari Allah s.w.t) Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep
Allah s.w.t), baik dari aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya
semua bersumber dari Allah s.w.t
2.
Insaniyah
’Alamiyah (humanisme yang bersifat universal) Islam merupakan petunjuk bagi
seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam
bersifat universal, dan dapat diberlakukandi setiap bangsa dan negara.
3.
Syamil
Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna) Islam membicarakan seluruh sisi
kehidupan manusia, mulai dari yang masalah kecil sampai dengan masalah yang
besar.
4.
Al-Basathah
(elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena
itu manusia niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah-Nya tanpa ada
kesulitan, tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu sendiri.
5.
Al-’Adalah
(keadilan) Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenar-benarnya, untuk
mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia, serta
memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan akal manusia.
6.
Keseimbangan
(equilibrium, balans, moderat) Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang
senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum, antara kebutuhan material dan spiritua serta antara dunia dan akhirat.
7.
Perpaduan
antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas Ciri khas agama Islam yang dimaksud
adalah perpaduan antara hal-hal yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh
apapun) dan menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat.
8.
Graduasi
(berangsur-angsur/bertahap) Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah
kepada manusia diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia.
Jadi tidak secara sekaligus atau radikal.
9.
Argumentatif
Filosofis Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan
demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan
bukti-bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan dapat diterima
dengan akal pikiran yang sehat (rasional religius).
3.
Fungsi, Tujuan dan Cita-Cita
Islam
Terlaksananya tujuan
hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi Islam dalam
kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu
untuk memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini
penjelasannya :
1.
Islam
Sebagai Agama Allah Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam
predikatnya yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran
agama Islam nyata sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis
yang berarti kesucian dan kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang
masa.
2.
Islam
sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada
Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan
diajarkan kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya
yang setia hanya mengajak manusia kepada Islam.
3.
Islam
sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah.Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah”
yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup
sebagai keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang
mempersatukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan
agama Allah dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
4.
Islam
Sebagai Jalan yang Lurus Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi
panggilan Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam,
karena mereka tahu dan mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang
sedang berjalan pada jalan Allah yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
5.
Islam
Sebagai Tali Allah Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa-
tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama
Allah.
6.
Islam
Sebagai Sibgah Allah. Sibgah atau celupan yaitu zat pewarna yang memberikan
warna bagi sesuatu yang dicelupkan. Dengan Islam, Allah bermaksud memberkan
warna atau corak kepadapa manusia. Untuk mendapatkan corak atau warna tersebut
adalah dengan jihad, mengerahkan segala kemampuan nya dalam melaksanakan agama
Allah. Muslim yang tersibghah adalah Allah tetapkan sebagai saksi atas manusia
dan yang sadar akan identitasnya serta tahu akan harga dirinya sebagai hamba
Allah yang beriman dan bertakwa.
7.
Islam
Sebagai Bendera Allah. Islam sebagai bendera Allah di bumi. Bendera tersebut
mesti dikibarkan setinggi tingginya, sehingga tampak berkibar menjulang tinggi
di angkasa. Untuk mengibarkan atau menampakkan Islam, Allah mengutus Rasul-Nya
dengan Alquran dan Islam, sehingga dengan demikian kekafiran dan kemusrikan
akan dapat diatasi.
4.
Klasifikasi Agama dan Agama
Islam
Menurut sumber ajaran
suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1) Agama wahyu (revealed
religion) atau agama langit dan (2) Agama budaya (cultural religion /natural
religion) yang disebut juga agama bumi atau agama alam. Agama wahyu mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Agama
wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan
malaikat (Jibril) kepada manusia pilihan yang disebut utusan atau Rasul-Nya,
pada waktu itulah agama wahyu lahir.
2.
Agama
tersebut disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasul Allah.
3.
Memiliki
kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan oleh Allah.
4.
Ajaran
agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar, Maha
Mengetahui segala-galanya.
5.
Sistem
hubungan manusia dengan Allah dalam Agama wahyu, ditentu kan sendiri oleh Allah
dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya.
6.
Konsep
ketuhanan agama wahyu adalah monoteisme murni sebagai- mana yang disebutkan
dalam ajaran agama langit itu.
7.
Dasar-dasar
agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia.
8.
Sistem
nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaras- kan dengan
ukuran dan hakikat kemanusiaan.
9.
Agama
wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh
ilmu pengetahuan(sains) modern.
10.
Melalui
agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada
manusia dalam pembentukan insan kamil, yakni manusia yang sempurna, manusia
baik yang bersih dari noda dan dosa.
Sebagai contoh agama
yang masuk ke dalam kelompok agama wahyu adalah : Islam, Yahudi dan Nasrani.
Sedangkan kelompok agama budaya contohnya adalah Kong Hu Cu, Budha dan Hindhu.
Islam sebagai agama wahyu, tentunya jika kesepuluh tolok ukur di atas
diterapkan kepada agama Islam, hasilnya adalah sebagai berikut :
1.
Agama
Islam dilahirkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan
tanggal 6 Agustus 610 M.
2.
Disampaikan
oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
3.
Meimiliki
kitab suci Alquran yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh
Rasul-Nyaselama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah dan kemudian di
Madinah.
4.
Ajaran
Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar dan Maha
Mengetahui segala sesuatu.
5.
Sistem
hubungan manusia dengan Allah disebutkan dalam Alquran, dijelaskan dan
dicontohkan pelaksanaannya oleh Rasul-Nya.
6.
Konsep
Ketuhanan Islam adalah tauhid, monoteisme murni, ke Esaan Allah, esa dalam Zat,
esa dalam sifat , esa dalam perbutan dan seterusnya.
7.
Dasar-dasar
agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat manusia
di manpun dia berada.
8.
Nilai-nilai
terutama nilai-nilai etika (akhlak) dan estetika (keindahan) yang ditentukan
oleh Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanu siaan.
9.
Soal-soal
alam (semesta) yang disebutkan dalam Agama Islam yang dahulu diterima dengan
keyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.
10.
Bila
petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan
baik dan benar akan terbentuk insan kamil, manusia sempurna.
5.
Ruang lingkup ajarannya
1.
Din
berarti “agama” Al-Fath : 28
هُوَ
ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى
ٱلدِّينِ كُلِّهِۦۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدً۬ا
Artinya :
Dia-lah yang mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya
terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
2.
Din berarti “ibadah” surat
Al-Mukminun : 14
ثُمَّ
خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا
ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ
خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ
Artinya :
Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
[berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
3.
Din berarti “kekuatan”
surat Luqman 32
وَإِذَا
غَشِيَہُم مَّوۡجٌ۬ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ
فَلَمَّا نَجَّٮٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٌ۬ۚ وَمَا يَجۡحَدُ
بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ۬ كَفُورٍ۬
Artinya :
Dan apabila mereka
dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan
keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan,
lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus [2]. Dan tidak ada yang
mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
4.
Din berarti “pembalasan
hari kiamat” surat as-syuara
AL-IMRAN
85
وَمَن
يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ
مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
Artinya :
Barangsiapa mencari
agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu]
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
AL-MAIDAH
3
حُرِّمَتۡ
عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ
ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ
وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا ذُبِحَ
عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَـٰمِۚ ذَٲلِكُمۡ فِسۡقٌۗ
ٱلۡيَوۡمَ يَٮِٕسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ
وَٱخۡشَوۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ
نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِى
مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٍ۬ لِّإِثۡمٍ۬ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Artinya :
Diharamkan bagimu
[memakan] bangkai, darah[1], daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas
nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[2], dan
[diharamkan bagimu] yang disembelih untuk berhala. Dan [diharamkan juga]
mengundi nasib dengan anak panah[3], [mengundi nasib dengan anak panah itu]
adalah kefasikan. Pada hari ini [4] orang-orang kafir telah putus asa
untuk [mengalahkan] agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barangsiapa terpaksa[5] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
AL-BAQARAH
102
وَلَوۡ
أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٌ۬ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬ۖ
لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ
Sesungguhnya kalau
mereka beriman dan bertakwa, [niscaya mereka akan mendapat pahala], dan
sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
AL-HAJJ
78
وَجَـٰهِدُواْ
فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى
ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ
ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا
عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ
وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ
ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ
Artinya :
Dan berjihadlah kamu
pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan
Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
[Ikutilah] agama orang tuamu Ibrahim. Dia [Allah] telah menamai kamu sekalian
orang-orang muslim dari dahulu [1] dan [begitu pula] dalam [Al Qur’an] ini,
supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi
atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah
sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
AL-BAQARAH 132
وَوَصَّىٰ
بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ
لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya :
Dan Ibrahim telah
mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. [Ibrahim
berkata]: "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini
bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"
YUSUF
101
رَبِّ
قَدۡ ءَاتَيۡتَنِى مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِى مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِۚ
فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِۖ
تَوَفَّنِى مُسۡلِمً۬ا وَأَلۡحِقۡنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ
Artinya :
Ya Tuhanku,
sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan
telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. [Ya Tuhan]. Pencipta langit
dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam
keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.
AN-NAML
29 – 31
قَالَتۡ
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّىٓ أُلۡقِىَ إِلَىَّ كِتَـٰبٌ۬ كَرِيمٌ (٢٩
إِنَّهُ
ۥ مِن سُلَيۡمَـٰنَ وَإِنَّهُ ۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣٠
أَلَّا
تَعۡلُواْ عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ (٣١)
Artinya :
Berkata ia [Balqis]:
"Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah
surat yang mulia. (29) Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya
[isi] nya: ’Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(30) Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah
kepadaku sebagai orang-orang berserah diri’". (31)
AL-IMRAN 52
فَلَمَّآ
أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ
ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا
مُسۡلِمُونَ
Artinya :
Maka tatkala ’Isa
mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: "Siapakah yang
akan menjadi penolong-penolongku untuk [menegakkan agama Allah?" Para
hawariyyin [sahabat-sahabat setia] menjawab: "Kamilah penolong-penolong
[agama] Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang berserah diri.
"Aqidah"
A.
PENGERTIAN AQIDAH
Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu"
yaitu ar-rabth(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh,
kuat), asy-syaddu biquwwah(pengikatan
dengan kuat),at-tamaasuk(pengokohan)
dan al-itsbaatu(penetapan).
Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan)
dan al-jazmu(penetapan).
"Allah Ta'ala berfirman, "Allah
tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu
sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan
dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan
diutusnya pada Rasul.
Jadi, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah
aqidah; baik itu benar ataupun salah.\
B.
AJARAN AKIDAH DALAM ISLAM
1. Aqidah Ilahiyah (Bersifat Ketuhanan)
Maksudnya seseorang yang dalam keadaan sadar meyakini, memahami, menjiwai
dan mengamalkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kapasitas Allah sebagai
Tuhan. Ia meliputi Syariah Allah (ketetapan atau aturan yang berupa perintah,
larangan, anjuran, janji, ancaman, dan kehendak), Sifat-sifat
Allah,Nama-nama Allah dan Otorisasi Allah.
2. Aqidah Nubuwah
Meyakini, memahami, menjiwai dan mengamalkan yang berhubungan dengan nabi.
Ia meliputi segala ketetapan (perintah, anjuran, ancaman, larangan, janji,
prediksi), Sifat (Sidiq, amanah, tablig, fathonah), Keistimewaan, kemuliaan,
akhlaqnya serta ucapan, sikap, dan perbuatannya.
3. Aqidah Ruhaniyah (Metafisis)
Meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang bersifat ghoib
(tidak terdeteksi oleh panca indera).
4. Akidah Samiyyah (Pendengaran)
Meyakini apa yang didengar atau diperoleh dari al-Quran dan as sunnah tanpa
ada keraguan sedikitpun.
C. ASPEK
KEYAKINAN / AQIDAH
Aspek keyainan yang harus ditimbulkan adalah:
1. Islam adalah
satu-satunya agama yang benar disisi Allah.
2. Islam adalah
agama yang universal.
3. Islam yang
dibawa oleh Rasul Muhammad SAW adalah agama terakhir.
4. Setelah
Ialam itu diyakini maka haruslah ditindaklanjuti dengan amal, ilmu,
da’wahatau jihad dan shabar atau teguh dalam berislam.
5. Sempurnanya
islam mencakup dua ahal pokok yaitu: Sunnatullah Islam dalam dalam bentuk
ketentuan- ketentuan dasar.
D. IMAN KEPADA
ALLAH DAN RASUL-NYA
Empat konsep untuk mengembangkan dan meningkatkan iman dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, yakni:
Empat konsep untuk mengembangkan dan meningkatkan iman dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, yakni:
·
Tauhid uluhiyah, yaitu
bertolak dari pandangan bahwa hanya Allah yang patut disembah, memohon dan
minta pertolongan.
·
Tauhid rububiyah, yaitu
bertolak dari pandangan bahwa hanya Allah yang menciptakan, mengatur, dan
memelihara alam seisinya.
·
Tauhid mulkiyah, yaitu
bertolak dari pandangan bahwa Allah Pemilik segalanya dan Yang Menguasai
segalanya, Pemilik dan Penguasa manusia serta alam semesta, dan Penguasa di
hari kemudian
·
Tauhid rahmaniyah, yaitu
bertolak dari pandangan bahwa Allah adalah Maha rahman dan Maha rahim, Maha
pengampun, Pemaaf dan sebagainya.
"Syari'ah"
Kata ini berasal dari lafal شرع syara’a dengan
mengambil bentuk mashdar syari’ah yang berarti jalan ke tempat pengairan atau
tempat berlalunya air di sungai.
Kata syari’ah muncul dalam al-Qur’an sebanyak lima
kali, yaitu:
·
al-Maidah: 48,
·
al-Syuura: 13 dan 21,
·
al-Jatsiyah: 18
·
al-A’raf: 163.
syari’ah adalah aturan-aturan yang berkenaan dengan
perilaku umat manusia, baik yang berkenaan dengan hukum pokok maupun cabang
yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits Nabi saw. Namun demikian, perlu
difahami bahwa meskipun syari’ah sifatnya tetap (tidak berubah), tetapi dapat
diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi, sebab petunjuk-petunjuk yang
bersifat tajally dapat membawa ke
jalan yang lurus.
Pengertian
Syari’ah Secara Meluas
·
Yurisprudensi juga biasa disebut Syariah ialah bidang Di
Islam yang berkaitan dengan undang-undang, hukum hukum, ketentuan Allah yang
dilaksanakan untuk menjamin kemaslahatan umat manusia. Penggunaan kata Syariah
dalam al-Quran dapat berarti peraturan Allah yang telah diberikan kepada Nabi,
termasuk kepada Nabi Muhammad SAW (QS:Asy-Syura, 42:12&21).
·
Juga dapat berarti cobaan bagi manusia apakah akan
memilih Allah atau hawa nafsunya (QS:Al-A’raf, 7:163).
·
Juga dapat berarti aturan dan jalan terang
(QS:Al-Maidah, 5:48) atau peraturan yang berlawanan dengan hawa nafsu manusia
(QS:Al-Jasiyah,45:18).
Berdasarkan pengertian kamus maupun penggunaannya di
dalam al-Qur’an, kata syariat dapat didefinisikan sebagai peraturan Allah yang
diberikan kepada manusia melalui para Nabi agar para manusia hidup selamat di
dunia maupun di akhirat. Dengan kata lain, Syariat merupakan bukti dari akidah;
bertindak jujur merupakan bukti dari pernyataan tunduk dan patuh secara
sukarela pada kehendak Allah (Aqidah).
Ruang Lingkup Syari’ah
Secara garis
besar peraturan Allah yang diberikan kepada manusia terbagi menjadi dua yaitu:
1) pertama,
peraturan yang bertalian dengan perbuatan manusia guna mendekatkan diri kepada
Allah, mengingat ingat ke-Agungan-Nya dan berterimakasih atas karunia yang
diberikan-Nya kepada manusia. Bagian ini sering disebut ibadat, seperti shalat,
zakat, puasa dan haji.
2) Kedua,
peraturan yang bertalian dengan kegiatan manusia guna menemukan kebaikan
bersama dan mengurangi kedzaliman atas manusia lain pada umumnya. Bagian kedua ini
sering disebut mu’amalat, seperti pernikahan, pembagian harta waris, penggunaan
barang atau jasa orang lain, hak hak dasar mencapai kemaslahatan umum.
Contoh Perbuatan manusia dalam bentuk ibadat terdiri
dari bersuci diri dari kotoran dan najis (thaharah), shalat, zakat, puasa dan
haji.
·
Tujuan dari thaharah ialah membiasakan manusia hidup
bersih agar manusia lain merasa nyaman ditengah tengah kehadirannya.
·
Tujuan dari shalat ialah menanamkan kesadaran diri
manusia tentang identitas asal usulnya dari tanah serta kurun waktu 24 jam
dalam kehidupannnya yang dibuktikan dengan tidak melakukan perbuatan merugikan
orang banyak (fahisah) dan lisannya tidak melukai perasaan orang lain.
·
Tujuan dari zakat ialah membiasakan manusia untuk
berbagi dengan mnusia lain yang tidak bekerja produktif. Zakat dapat dilakukan
setiap saat asla ada keuntungan yang diperoleh dari pekerjaannya. Sasaranya
adalah pekerja tidak produktif yang ada di lingkungan sekitar tempat
tinggalnya. Dengan berzakkat, manusia bersyukur atas karunia yang diberikan
Allah dengan gratis, seperti udara segar, kesehatan tubuh, kecerdasan pikiran,
keluasan pergaulan dan kepercayaan diri dengan manusia lain.
·
Tujuan dari puasa ialah membiasakan manusia untuk
jujur pada diri sendiri dan berempati atas penderitaan orang lain dengan cara
meniru sifat sifat Tuhan tidak pernah makan, minum dan berkeluarga. Dengan
berpuasa, manusia menyucikan dirinya dari iri hati, cemburu, keinginan melihat
orang lain sehingga menjaddi manusia yang toleran, berbaik sangka kepada orang
lain, dan selau berusaha melayani orang lain sebaik baiknya.
·
Tujuan dari haji ialah mempersiapkan manusia untuk
sanggup datang kepada Allah sendiri sendiri dengan menanggalkan seluruh
kekayaan, ikatan kekerabatan, jabatan kekuasaan, kecuali amal perbuatan yang
telah dilakukannya. Dengan dua helai kain ihram, orang berhaji sedang
mensimulasi menjadi orang mati, yaitu dibungkus dengan dua helai kain putuh,
diantarkan kerabat dan tetangga ke liang lahat, lalu tinggal sendiri dibawah
gundukan tangah dengan telanjang dan hanya amal perbuatan yang dapat menolong
dan menemani manusia di alam kubur.
Kedudukan
Syari’ah dalam pokok ajaran Islam
Syari’ah
merupakan bukti aqidah yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan- perbuatan.
Perbuatan tersebut dilakukan manusia semenjak lahir sampai mati dalam ruang
waktu kehidupan dunia ini. Semenjak manusia terbangun dari tidur hingga tidur
kembali dalam waktu 24 jam, perbuatan manusia dibingkai oleh nilai nilai
transendental thaharah dan shalat.
Kedudukan
syari’ah dalam ajaran Islam adalah sebagai bukti aqidah. Setiap detik kehidupan
manusia diisi dengan perbuatan perbuatan. Perbuatan perbuatan itu dilandasi
akar keyakinan hati akan tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak
Tuhan(aqidah). Buah dari perbuatan itu dinamai akhlaq
AKHLAK
Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak
Kata akhlak berasal dari kata khilqun, yang
mengandung segi-segi persesuaian kata khaliq
dan makhluq. Dalam Bahasa Indonesia
yang lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalah budi pekerti. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang
ideal, tergantung pada pelaksanaan
atau penerapannya melalui tingkah
laku yang mungkin positif atau baik,
seperti amanah, sabar, pemaaf, rendah hati dll. Dan mungkin negatif atau buruk, seperti sombong,
dendam, dengki, hianat dll.
Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari
hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan
yang menyatu. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral (moralsence)
yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
akhlak yang baik yang disebut dalam ayat yang ada di dalam
Al-Qur’an terdapat juga dalam Al-Hadits yang memuat perkataan, tindakan dan
sikap diam Nabi Muhammad SAW. selama kerasulan beliau 13 tahun di Mekkah dan 10
tahun di Madinah. Menurut Siti ‘Aisyah ra. (Isteri Rasulullah SAW.), bahwa akhlak
Rasulullah SAW. adalah Al-Qur’an. Dan di dalam Al-Qur’an pun Rasulullah
SAW. dipuji oleh Allah SWT. dengan Firman-Nya :
Artinya
:
“Dan
engkau Muhammad, sungguh memiliki akhlak yang agung”. (QS.
Al-Qalam ayat 4).
Suatu
perbuatan baru dapat disebut sebagai cerminan akhlak, jika memenuhi syarat:
1. Dilakukan
berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan.
2. Timbul
dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan di pikir-pikir terlebih
dahulu.
Secara
garis besarnya akhlak dibagi dua, yaitu :
·
Akhlak terhadap Allah SWT.
·
Akhlak terhadap makhluk (semua ciptaan Allah
SWT.)
Akhlak
terhadap makhluk dapat dibagi dua, yaitu :
a) Akhlak
terhadap manusia
b) Akhlak
terhadap bukan manusia
a) Akhlak
terhadap manusia dibagi dua, yaitu :
i. Akhlak
terhadap diri sendiri
ii. Akhlak
terhadap orang lain
b) Akhlak
terhadap bukan manusia dibagi dua, yaitu :
i. Akhlak
terhadap makhluk hidup bukan manusia, seperti akhlak terhadap tumbuh-tumbuhan
(flora) dan hewan (fauna)
ii. Akhlak
terhadap makhluk (mati) bukan manusia, seperti akhlak terhadap tanah, air,
udara dsb. Akhlak terhadap manusia dan bukan manusia, kini disebut akhlak
terhadap lingkungan hidup.
Perbandingan Ukuran Baik Buruk dalam Akhlak
dengan Aliran dalam Filsafat Etika
Perkataan akhlak sering juga disamakan dengan kesusilaan atau sopan santun.
Sebagai cabang filsafat yang mempelajari tingkah laku
manusia untuk menentukan nilai perbuatan baik
atau buruk, ukuran yang
dipergunakannya adalah akal pikiran.
Akallah yang menentukan apakah perbuatan manusia itu baik atau buruk.
·
Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu
yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma agama; nilai dan norma yang
terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
·
Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak
berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama serta nilai dan norma
masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri.
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
Bersama
Butir-butir akhlak di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
bertebaran laksana gugusan bintang-bintang di langit. Selain satu butir dapat
dilihat dari berbagai segi, juga mempunyai kaitan bahkan persamaan dengan
taqwa. Karena itu hanya dicantumkan beberapa saja sebagai contoh, diantaranya
adalah :
1.
Akhlak
terhadap Allah SWT. antara lain :
a. Al-Hubb,
yaitu mencintai Allah SWT. melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan
mempergunakan firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan;
Kecintaan kita kepada Allah SWT. diwujudkan dengan cara melaksanakan segala
perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Al-Raja,
yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhaan Allah SWT.
c. As-Syukr,
yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
d. Qana’ah,
yaitu menerima dengna ikhlas semua qadha dan qadhar Allah SWT. setelah
berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi).
e.
Memohon ampun hanya kepada Allah SWT.
f. At-Taubat,
yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT. Taubat yang paling tinggi adalah taubat
nasuha yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan
sama yang dilarang Allah SWT. dan dengan tertib melaksanakan semua perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya.
g. Tawakal
berserah diri kepada Allah SWT.
2.
Akhlak
terhadap Makhluk, dibagi dua yakni :
a) Akhlak
terhadap Manusia, diantaranya :
·
Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad
SAW.), dianta ranya.
a.
Mencintai Rasulullah SAW. secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
b.
Menjadikan Rasulullah SAW. sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan
kehidupan.
c.
Menjalankan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.
·
Akhlak terhadap Orang Tua (birrul walidain),
diantaranya :
a.
Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
b.
Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang.
c.
Berkomunikasi dengan orang tua dengan hikmat, mempergunakan kata-kata lemah
lembut.
d.
Berbuat baik kepada bapak-ibu dengan sebaik-baiknya, dengan mengikuti nasehat
baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat bapak-ibu
ridha.
e.
Mendo’akan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau
kedua-duanya telah meninggal dunia.
·
Akhlak terhadap Diri Sendiri, diantaranya :
a.
Memelihara kesucian diri.
b.
Menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum dan
akhlak Islam).
c. Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas
serta rendah diri.
d.
Malu melakukan perbuatan jahat.
e.
Menjauhi dengki dan menjauhi dendam.
f.
Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
g.
Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
·
Akhlak terhadap Keluarga, diantaranya :
a.
Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluaraga
b.
Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
c.
Berbakti kepada bapak-ibu.
d.
Mendidik anak-anak dengan kasih sayang.
e.
Memelihara hubungan silahturrahim dan melanjutkan silahturrahmi yang dibina
orang tua yang telah meninggal dunia.
·
Akhlak terhadap Tetangga, diantaranya :
a.
Saling mengunjungi.
b.
Saling bantu di waktu senang, lebih-lebih tatkala susah.
c.
Saling beri-memberi, saling hormat-menghormati.
d.
Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
·
Akhlak terhadap Masyarakat, diantaranya :
a.
Memuliakan tamu.
b.
Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan.
c.
Saling menolong dalam melakukn kebajikan dan taqwa.
d.
Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegah
diri sendiri dan orang lain melakukan perbuatan jahat (mungkar).
e.
Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya.
f.
Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.
g.
Mentaati putusan yang telah diambil.
h.
Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan
seseorang atau masyarakat kepada kita.
i.
Menepati janji.
b) Akhlak
terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup), diantaranya :
a.
Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b.
Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna yang
sengaja diciptakan Allah SWT. untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.
c.
Sayang pada sesama makhluk.
Butir-butir di atas merupakan akhlak yang baik. Ulama
akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan
orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat setan dan
orang-orang tercela. Dengan demikian, akhlak terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.
Akhlak baik atau terpuji (Akhlaqul Mahmudah), yakni perbuatan baik
terhadap Allah SWT., terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya.
2.
Akhlak yang tercela, (Akhlaqul Madzmumah), yakni perbuatan buruk
terhadap Allah SWT., perbuatan buruk dengan sesama manusia dan makhluk lainnya.
Berikut akan diuraikan secara singkat
mengenai akhlak buruk :
·
Akhlak buruk terhadap Allah SWT. :
a. Takabbur
(Al-Kibru), yaitu sikap yang menyombongkan diri, sehingga tidak mau
mengakui kekuasaan Allah SWT. di alam ini, termasuk mengingkari nikmat Allah
SWT. yang ada padanya.
b. Musyrik
(Alk-Syirk), yaitu sikap yang mempersekutukan Allah SWT. dengan
makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk yang menyamai
kekuasaan-Nya.
c. Murtad
(Ar-Riddah), yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama
Islam, untuk menjadi kafir.
d. Munafiq
(An-Nifaaq), yaitu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan
kemauan hatinya dalam kehidupan beragama.
e. Riya’
(Ar-Riyaa’), yaitu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan perbuatan baik
yang dilakukannya. Maka ia berbuat bukan karena Allah SWT. melainkan hanya
ingin dipuji oleh sesama manusia. Jadi perbuatan ini kebalikan dari sikap
ikhlas.
f. Boros
atau Berfoya-foya (Al-Israaf), yaitu perbuatan yang selalu melampaui
batas-batas ketentuan agama. Allah SWT. melarang bersikap boros, karena hal itu
dapat melakukan dosa terhadap-Nya, merusak perekonomian manusia, merusak
hubungan sosial dan merusak diri sendiri.
g. Rakus
atau Tamak (Al-Hirshu atau Ath-Thama’u), yaitu sikap yang tidak pernah
merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki,
tanpa memperhatikan orang lain. Hal ini termasuk kebalikan dari rasa cukup
(Al-Qanaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah SWT. karena melanggar
ketentuan larangan-Nya.
·
Akhlak buruk terhadap Manusia :
a. Mudah
marah (Al-Ghadhab), yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat
ditahan oleh kesadarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak
menyenangkan orang lain.
b. Iri
hati atau dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu), yaitu sikap kejiwaan
seseorang yang selalu mengingingkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang
lain bisa hilang sama sekali.
c. Mengadu-adu
(An-Namiimah), yaitu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang
kepada orang lain, dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.
d. Mengumpat
(Al-Ghiibah), yaitu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang
kepada orang lain.
e. Bersikap
congkak (Al-Ash’aru), yaitu sikap dan perilaku yang menampilkan
kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya maupun dari perkataannya.
f. Sikap
kikir (Al-Bukhlu), yaitu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi
dan jasa kepada orang lain.
g. Berbuat
aniaya (Azh-Zhulmu), yaitu suatu perbuatan yang merugikan orang lain,
baik kerugian materiil maupun non materiil. Dan ada juga yang mengatakan bahwa
seseorang yang mengambil hak-hak orang lain termasuk perbuatan dzalim
(menganiaya).
Islam
Islam adalah agama rahmatan lil
alamin, dimana didalamnya terdapat berbagai aturan tatacara mencari ilmu, bersuci, mencintai
sesama kaumnya dan lain sebagainya. Islam sangatlah indah tak ada paksaan dalam
kita memasuki agama tersebut. Maka daripada itu, islam dikatan agama rahmatan
lil alamin, agama yang mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Islam (al-islām, الإسلام): "berserah diri kepada Tuhan" adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam
sebagai agama terbesar di dunia setelah. Islam memiliki arti
"penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (الله, Allāh).
Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang
berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya
adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam
mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa
Muhammad adalah nabi
dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Aspek kebahasaan
Islam
berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan
berarti 'Menyelamatkan'
Contoh: 'Assalamu
Alaikum' yang berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya.
Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan
penyerahan diri kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan
menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindar larangannya.
"...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu."
Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua
kalimah shahādatāin ("dua
kalimat persaksian"), yaitu:
"asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa
asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw
adalah utusan Allah".
Adapun bila
seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, ia
dapat dianggap telah menjadi seorang muslim dalam status sebagai mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan
lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad
sebagai Nabi terakhir setelah diutusnya Nabi Isa 6 abad sebelumnya. Agama Islam mempercayai bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai
sumber hukum dan peraturan hidup yang fundamental.
Mereka tidak
menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai penerus dan
pembaharu kepercayaan monoteistik yang diturunkan kepada Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi oleh Tuhan yang sama.
Umat Islam juga
meyakini al-Qur'an yang
disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui
perantara Malaikat Jibril adalah sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Di dalam al-Qur'an Allah juga telah berjanji akan
menjaga keotentikan al-Qur'an hingga
akhir zaman
Lima Rukun
Islam
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para
penganut umumnya digalakkan untuk memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima
pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas.
Isi dari
kelima Rukun Islam itu adalah:
1.
Mengucapkan dua kalimah syahadat dan
meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali
Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah
hamba dan rasul Allah.
Enam Rukun
Iman
“
|
لا إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
|
”
|
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana di dalam al-Qur'an
pada Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
- Katakanlah:
"Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
- Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
- Dia
tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
- dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan
sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :
"Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku". (Ta Ha [20]:14)
Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah
kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui
perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui
malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610
hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui
hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang
menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini
persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi
kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an
tersebut.
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat
(terdapat perbedaan tergantung cara menghitung). Hampir semua Muslim menghafal
setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal
keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Yang membacakan Qur’an disebut Qari
(pria) atau Qariah (wanita).
Nabi Muhammad S.A.W
Muhammad dan hadits, Muhammad (570-632 M) adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui
kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang muslim (lihat syahadat). Dalam
Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran baru, melainkan
merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang diturunkan sebelumnya.
Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang
Nabi, Muhammad dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap
perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal
dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah hadits yakni
kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad.
Hadits adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah Al Qur'an.
Hari Besar dalam islam
- Idhul
Adha / Idul Qurban
- Idhul
Fitri
- Hari
Jumat
ILMU-ILMU KEISLAMAN
A. DEFINISI
ILMU-ILMU KEISLAMAN
Ilmu keislaman adalah segala sesuatu
yang bertalian dengan agama Islam. Pada
awalnya ilmu-ilmu islam berkembang dalam bidang qiraah, tafsir dan hadis.
Kemudian menyusul ilmu fikih, ilmu-ilmu ini bertambah dan berkembang sesuai
dengan evolusi kemajuan masyarakat.
B.
PERKEMBANGAN STUDI dan ILMU-ILMU ISLAM
Pendidikan islam pada zaman awal
dilaksanakan dimasjid-masjid. Mahmud yunus menjelaskan bahwa pusat studi islam
klasik adalah:
·
mekkah dan madinah (Hijaz),
·
Basrah
dan Kufah (Irak),
·
Damaskus dan Palestina (Syam)
·
Fistat
(Mesir).
Setelah
kedudukan islam di madinah menjadi kuat, umat islam menentukan langkah
berikutnya, yaitu menakhlukan mekah setelah sebelumnya melakukan perundingan
yang hampir tanpa kekerasan (630 M). Kesuksesan Nabi menjadi lengkap
tempat-tempat suci seperti ka’bah, sumur zam-zam dan makam Nabi Ibrahim As.
Dikuasai umat Islam.
Dengan
demikian, pada zaman Nabi Muhammad SAW. terdapat dua kota sebagai pusat pengembangan islam
yaitu Madinah dan Mekah.
ISLAM NORMATIF DAN ISLAM AKTUAL
·
Islam
normatif, islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif yang adadalam
Al-Qur’an, yaitu yang memandang agama dari segi ajarannya yang asli dari Tuhan
yang didalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Agama terlihat
sebagai suatu kebenaran mutlak dari Tuhan tidak ada kekurangan sedikitpun dan
tampak bersikap ideal. Secara normatif pasti benar menjunjung nilai-nilai
luhur.
·
Islam
aktual, islam yang ada dimasyarakat
merupakan upaya atau bentuk pendekatan yang dilakukan manusia dalam mengamalkan
islam. Namun, islam dengan citranya yang ideal terdapat dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah yaitu lebih mengutamakan pengamatan langsung, turun kelapangan tanpa
berpijak pada atau setidak-tidaknya dengan upaya membebaskan diri dari
kungkungan teori-teori formal yang pada dasarnya sangat abstrak.
DAFTAR PUSTAKA
·
Abudin
Nata, Metodologi Studi Islam,(Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2003).
·
Atang
Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi
Studi Islam, (Bandung: RemajRosda Karya, 2000).
·
http://putrashared.blogspot.com/2011/11/rangkuman-aqidah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar