Menu

Minggu, 24 Mei 2015

Agama Islam


KATA PENGANTAR
              
                               


            Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga makalah  ini dapat diselesaikan  pada waktunya. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama dengan judul       “AGAMA ISLAM” .  Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan-kesalahan maka dari itu kami mengharapkan syarat yang membangun dari para pembaca.
Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari banyak motifasi dari teman-teman yang telah membantu.
kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman  yang telah  banyak memotifasi  dalam  pembuatan makalah ini.  Semoga  makalah ini bisa memberikan informasi kepada para pembaca mengenai “AGAMA ISLAM”.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca dan pendengar. Atas semua ini kami mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua motifasi mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT. Amin-amin ya rabbal alamin.








AGAMA ISLAM DAN RUANG LINGKUP AJARANNYA

A.      Pengertian Agama Islam dan Ruang Lingkup Ajarannya
1.      Pengertian
a.        Etimologi
Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT.
b.        Terminilogi
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap , menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya :
”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub, Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah, 2:132)
Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang berbunyi sebagai berikut :
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
Artinya :
”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia : Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah (Islam)? Para Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim” (QS. Ali Imran, 3:52).
Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.
Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan berkembang. Pendidikan Agama Islam – Hal 2.
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan Mohammedan untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang Barat, terutama oleh para orientalis adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain, misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang diajarkan oleh Budha Gautama dan lain-lain.
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat Islam terhadap Islam. Komitmen tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr(103) yang berbunyi :
وَٱلۡعَصۡرِ (١
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ (٢
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ (٣
Artinya :
1.        Demi masa.
2.        Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3.        kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan seorang muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :
1.             Meyakini, mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.
2.             Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
3.             Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
4.             Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang meyakinkan dengan bahasa yang baik dan,
5.             Sabar dalam berIslam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan agama Islam.





2.      Karakteristik Agama Islam
Memahami karakteristik Islam sangat penting bagi setiap muslim, karena akan dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehen- sif. Beberapa karakteristik agama Islam, yakni antara lain :
1.        Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t) Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep Allah s.w.t), baik dari aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua bersumber dari Allah s.w.t
2.        Insaniyah ’Alamiyah (humanisme yang bersifat universal) Islam merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat universal, dan dapat diberlakukandi setiap bangsa dan negara.
3.        Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna) Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai dari yang masalah kecil sampai dengan masalah yang besar.
4.        Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena itu manusia niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah-Nya tanpa ada kesulitan, tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu sendiri.
5.        Al-’Adalah (keadilan) Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenar-benarnya, untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia, serta memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan akal manusia.
6.        Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat) Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara kebutuhan material dan spiritua serta antara dunia dan akhirat.
7.        Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas Ciri khas agama Islam yang dimaksud adalah perpaduan antara hal-hal yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat.
8.        Graduasi (berangsur-angsur/bertahap) Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah kepada manusia diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi tidak secara sekaligus atau radikal.
9.        Argumentatif Filosofis Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan dapat diterima dengan akal pikiran yang sehat (rasional religius).
3.      Fungsi, Tujuan dan Cita-Cita Islam 
Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu untuk memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini penjelasannya :
1.        Islam Sebagai Agama Allah Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam predikatnya yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran agama Islam nyata sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang berarti kesucian dan kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.
2.        Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan diajarkan kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia hanya mengajak manusia kepada Islam.
3.        Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah.Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah” yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup sebagai keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang mempersatukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
4.        Islam Sebagai Jalan yang Lurus Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi panggilan Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena mereka tahu dan mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan pada jalan Allah yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
5.        Islam Sebagai Tali Allah Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa- tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah.
6.        Islam Sebagai Sibgah Allah. Sibgah atau celupan yaitu zat pewarna yang memberikan warna bagi sesuatu yang dicelupkan. Dengan Islam, Allah bermaksud memberkan warna atau corak kepadapa manusia. Untuk mendapatkan corak atau warna tersebut adalah dengan jihad, mengerahkan segala kemampuan nya dalam melaksanakan agama Allah. Muslim yang tersibghah adalah Allah tetapkan sebagai saksi atas manusia dan yang sadar akan identitasnya serta tahu akan harga dirinya sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa.
7.        Islam Sebagai Bendera Allah. Islam sebagai bendera Allah di bumi. Bendera tersebut mesti dikibarkan setinggi tingginya, sehingga tampak berkibar menjulang tinggi di angkasa. Untuk mengibarkan atau menampakkan Islam, Allah mengutus Rasul-Nya dengan Alquran dan Islam, sehingga dengan demikian kekafiran dan kemusrikan akan dapat diatasi.
4.      Klasifikasi Agama dan Agama Islam 
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1) Agama wahyu (revealed religion) atau agama langit dan (2) Agama budaya (cultural religion /natural religion) yang disebut juga agama bumi atau agama alam. Agama wahyu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.        Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan malaikat (Jibril) kepada manusia pilihan yang disebut utusan atau Rasul-Nya, pada waktu itulah agama wahyu lahir.
2.        Agama tersebut disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasul Allah.
3.        Memiliki kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan oleh Allah.
4.        Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar, Maha Mengetahui segala-galanya.
5.        Sistem hubungan manusia dengan Allah dalam Agama wahyu, ditentu kan sendiri oleh Allah dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya.
6.        Konsep ketuhanan agama wahyu adalah monoteisme murni sebagai- mana yang disebutkan dalam ajaran agama langit itu.
7.        Dasar-dasar agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia.
8.        Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaras- kan dengan ukuran dan hakikat kemanusiaan.
9.        Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan(sains) modern.
10.    Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil, yakni manusia yang sempurna, manusia baik yang bersih dari noda dan dosa.
Sebagai contoh agama yang masuk ke dalam kelompok agama wahyu adalah : Islam, Yahudi dan Nasrani. Sedangkan kelompok agama budaya contohnya adalah Kong Hu Cu, Budha dan Hindhu. Islam sebagai agama wahyu, tentunya jika kesepuluh tolok ukur di atas diterapkan kepada agama Islam, hasilnya adalah sebagai berikut :
1.        Agama Islam dilahirkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M.
2.        Disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
3.        Meimiliki kitab suci Alquran yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-Nyaselama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah dan kemudian di Madinah.
4.        Ajaran Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui segala sesuatu.
5.        Sistem hubungan manusia dengan Allah disebutkan dalam Alquran, dijelaskan dan dicontohkan pelaksanaannya oleh Rasul-Nya.
6.        Konsep Ketuhanan Islam adalah tauhid, monoteisme murni, ke Esaan Allah, esa dalam Zat, esa dalam sifat , esa dalam perbutan dan seterusnya.
7.        Dasar-dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat manusia di manpun dia berada.
8.        Nilai-nilai terutama nilai-nilai etika (akhlak) dan estetika (keindahan) yang ditentukan oleh Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanu siaan.
9.        Soal-soal alam (semesta) yang disebutkan dalam Agama Islam yang dahulu diterima dengan keyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.
10.    Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan baik dan benar akan terbentuk insan kamil, manusia sempurna.
5.      Ruang lingkup ajarannya
1.        Din berarti “agama” Al-Fath : 28
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ‌ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدً۬ا
Artinya :
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
2.        Din berarti “ibadah” surat Al-Mukminun : 14
ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَ‌ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ
Artinya :
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
3.        Din berarti “kekuatan” surat Luqman 32
وَإِذَا غَشِيَہُم مَّوۡجٌ۬ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّٮٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٌ۬‌ۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ۬ كَفُورٍ۬
Artinya :
Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus [2]. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
4.        Din berarti “pembalasan hari kiamat” surat as-syuara
AL-IMRAN 85
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
Artinya :
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu] daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
AL-MAIDAH 3
حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَـٰمِ‌ۚ ذَٲلِكُمۡ فِسۡقٌ‌ۗ ٱلۡيَوۡمَ يَٮِٕسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِ‌ۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬ا‌ۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِى مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٍ۬ لِّإِثۡمٍ۬‌ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Artinya :
Diharamkan bagimu [memakan] bangkai, darah[1], daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[2], dan [diharamkan bagimu] yang disembelih untuk berhala. Dan [diharamkan juga] mengundi nasib dengan anak panah[3], [mengundi nasib dengan anak panah itu] adalah kefasikan. Pada hari ini [4] orang-orang kafir telah putus asa untuk [mengalahkan] agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa[5] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
AL-BAQARAH 102
وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٌ۬ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬‌ۖ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, [niscaya mereka akan mendapat pahala], dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
AL-HAJJ 78
وَجَـٰهِدُواْ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ‌ۚ هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬‌ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَ‌ۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ‌ۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡ‌ۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ
Artinya :
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Ikutilah] agama orang tuamu Ibrahim. Dia [Allah] telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu [1] dan [begitu pula] dalam [Al Qur’an] ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

AL-BAQARAH 132
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya :
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. [Ibrahim berkata]: "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"
YUSUF 101
رَبِّ قَدۡ ءَاتَيۡتَنِى مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِى مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِ‌ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ‌ۖ تَوَفَّنِى مُسۡلِمً۬ا وَأَلۡحِقۡنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ
Artinya :
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. [Ya Tuhan]. Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.
AN­-NAML 29 – 31
قَالَتۡ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّىٓ أُلۡقِىَ إِلَىَّ كِتَـٰبٌ۬ كَرِيمٌ (٢٩
إِنَّهُ ۥ مِن سُلَيۡمَـٰنَ وَإِنَّهُ ۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣٠
أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ (٣١)
Artinya :
Berkata ia [Balqis]: "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. (29) Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya [isi] nya: ’Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (30) Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri’". (31)

AL-IMRAN 52
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
Artinya :
Maka tatkala ’Isa mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk [menegakkan agama Allah?" Para hawariyyin [sahabat-sahabat setia] menjawab: "Kamilah penolong-penolong [agama] Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.






"Aqidah"
A.  PENGERTIAN AQIDAH 
Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah(pengikatan dengan kuat),at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan).
"Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.
Jadi, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah.\

B. AJARAN AKIDAH DALAM ISLAM
1.    Aqidah Ilahiyah (Bersifat Ketuhanan)
Maksudnya seseorang yang dalam keadaan sadar meyakini, memahami, menjiwai dan mengamalkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kapasitas Allah sebagai Tuhan. Ia meliputi Syariah Allah (ketetapan atau aturan yang berupa perintah, larangan, anjuran, janji, ancaman, dan kehendak),  Sifat-sifat Allah,Nama-nama Allah dan Otorisasi Allah.
2.    Aqidah Nubuwah
Meyakini, memahami, menjiwai dan mengamalkan yang berhubungan dengan nabi. Ia meliputi segala ketetapan (perintah, anjuran, ancaman, larangan, janji, prediksi), Sifat (Sidiq, amanah, tablig, fathonah), Keistimewaan, kemuliaan, akhlaqnya serta ucapan, sikap, dan perbuatannya.




3.    Aqidah Ruhaniyah (Metafisis)
Meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang bersifat ghoib  (tidak terdeteksi oleh panca indera).
4.    Akidah Samiyyah (Pendengaran)
Meyakini apa yang didengar atau diperoleh dari al-Quran dan as sunnah tanpa ada keraguan sedikitpun.

C.    ASPEK KEYAKINAN / AQIDAH
Aspek keyainan yang harus ditimbulkan adalah:
1.    Islam adalah satu-satunya agama yang benar disisi Allah.
2.    Islam adalah agama yang universal.
3.    Islam yang dibawa oleh Rasul Muhammad SAW adalah agama terakhir.
4.    Setelah Ialam itu diyakini maka haruslah ditindaklanjuti dengan amal, ilmu, da’wahatau jihad dan shabar atau teguh dalam berislam.
5.    Sempurnanya islam mencakup dua ahal pokok yaitu: Sunnatullah Islam dalam dalam bentuk ketentuan- ketentuan dasar.

D.   IMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA
Empat konsep untuk mengembangkan dan meningkatkan iman dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, yakni:
·         Tauhid uluhiyah, yaitu bertolak dari pandangan bahwa hanya Allah yang patut disembah, memohon dan minta pertolongan.
·         Tauhid rububiyah, yaitu bertolak dari pandangan bahwa hanya Allah yang menciptakan, mengatur, dan memelihara alam seisinya.
·         Tauhid mulkiyah, yaitu bertolak dari pandangan bahwa Allah Pemilik segalanya dan Yang Menguasai segalanya, Pemilik dan Penguasa manusia serta alam semesta, dan Penguasa di hari kemudian
·         Tauhid rahmaniyah, yaitu bertolak dari pandangan bahwa Allah adalah Maha rahman dan Maha rahim, Maha pengampun, Pemaaf dan sebagainya.




"Syari'ah"
Kata ini berasal dari lafal شرع syara’a dengan mengambil bentuk mashdar syari’ah yang berarti jalan ke tempat pengairan atau tempat berlalunya air di sungai.
Kata syari’ah muncul dalam al-Qur’an sebanyak lima kali, yaitu:
·         al-Maidah: 48,
·         al-Syuura: 13 dan 21,
·         al-Jatsiyah: 18
·          al-A’raf: 163.
syari’ah adalah aturan-aturan yang berkenaan dengan perilaku umat manusia, baik yang berkenaan dengan hukum pokok maupun cabang yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits Nabi saw. Namun demikian, perlu difahami bahwa meskipun syari’ah sifatnya tetap (tidak berubah), tetapi dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi, sebab petunjuk-petunjuk yang bersifat tajally dapat membawa ke jalan yang lurus.

Pengertian Syari’ah Secara Meluas
·         Yurisprudensi  juga biasa disebut Syariah ialah bidang Di Islam yang berkaitan dengan undang-undang, hukum hukum, ketentuan Allah yang dilaksanakan untuk menjamin kemaslahatan umat manusia. Penggunaan kata Syariah dalam al-Quran dapat berarti peraturan Allah yang telah diberikan kepada Nabi, termasuk kepada Nabi Muhammad SAW (QS:Asy-Syura, 42:12&21).
·         Juga dapat berarti cobaan bagi manusia apakah akan memilih Allah atau hawa nafsunya (QS:Al-A’raf, 7:163).
·         Juga dapat berarti aturan dan jalan terang (QS:Al-Maidah, 5:48) atau peraturan yang berlawanan dengan hawa nafsu manusia (QS:Al-Jasiyah,45:18).
Berdasarkan pengertian kamus maupun penggunaannya di dalam al-Qur’an, kata syariat dapat didefinisikan sebagai peraturan Allah yang diberikan kepada manusia melalui para Nabi agar para manusia hidup selamat di dunia maupun di akhirat. Dengan kata lain, Syariat merupakan bukti dari akidah; bertindak jujur merupakan bukti dari pernyataan tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak Allah (Aqidah).


Ruang Lingkup Syari’ah
Secara garis besar peraturan Allah yang diberikan kepada manusia terbagi menjadi dua yaitu:
1)    pertama, peraturan yang bertalian dengan perbuatan manusia guna mendekatkan diri kepada Allah, mengingat ingat ke-Agungan-Nya dan berterimakasih atas karunia yang diberikan-Nya kepada manusia. Bagian ini sering disebut ibadat, seperti shalat, zakat, puasa dan haji.
2)    Kedua, peraturan yang bertalian dengan kegiatan manusia guna menemukan kebaikan bersama dan mengurangi kedzaliman atas manusia lain pada umumnya. Bagian kedua ini sering disebut mu’amalat, seperti pernikahan, pembagian harta waris, penggunaan barang atau jasa orang lain, hak hak dasar mencapai kemaslahatan umum.
Contoh Perbuatan manusia dalam bentuk ibadat terdiri dari bersuci diri dari kotoran dan najis (thaharah), shalat, zakat, puasa dan haji.
·         Tujuan dari thaharah ialah membiasakan manusia hidup bersih agar manusia lain merasa nyaman ditengah tengah kehadirannya.
·         Tujuan dari shalat ialah menanamkan kesadaran diri manusia tentang identitas asal usulnya dari tanah serta kurun waktu 24 jam dalam kehidupannnya yang dibuktikan dengan tidak melakukan perbuatan merugikan orang banyak (fahisah) dan lisannya tidak melukai perasaan orang lain.
·         Tujuan dari zakat ialah membiasakan manusia untuk berbagi dengan mnusia lain yang tidak bekerja produktif. Zakat dapat dilakukan setiap saat asla ada keuntungan yang diperoleh dari pekerjaannya. Sasaranya adalah pekerja tidak produktif yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Dengan berzakkat, manusia bersyukur atas karunia yang diberikan Allah dengan gratis, seperti udara segar, kesehatan tubuh, kecerdasan pikiran, keluasan pergaulan dan kepercayaan diri dengan manusia lain.
·         Tujuan dari puasa ialah membiasakan manusia untuk jujur pada diri sendiri dan berempati atas penderitaan orang lain dengan cara meniru sifat sifat Tuhan tidak pernah makan, minum dan berkeluarga. Dengan berpuasa, manusia menyucikan dirinya dari iri hati, cemburu, keinginan melihat orang lain sehingga menjaddi manusia yang toleran, berbaik sangka kepada orang lain, dan selau berusaha melayani orang lain sebaik baiknya.
·         Tujuan dari haji ialah mempersiapkan manusia untuk sanggup datang kepada Allah sendiri sendiri dengan menanggalkan seluruh kekayaan, ikatan kekerabatan, jabatan kekuasaan, kecuali amal perbuatan yang telah dilakukannya. Dengan dua helai kain ihram, orang berhaji sedang mensimulasi menjadi orang mati, yaitu dibungkus dengan dua helai kain putuh, diantarkan kerabat dan tetangga ke liang lahat, lalu tinggal sendiri dibawah gundukan tangah dengan telanjang dan hanya amal perbuatan yang dapat menolong dan menemani manusia di alam kubur.

Kedudukan Syari’ah dalam pokok ajaran Islam
            Syari’ah merupakan bukti aqidah yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan- perbuatan. Perbuatan tersebut dilakukan manusia semenjak lahir sampai mati dalam ruang waktu kehidupan dunia ini. Semenjak manusia terbangun dari tidur hingga tidur kembali dalam waktu 24 jam, perbuatan manusia dibingkai oleh nilai nilai transendental thaharah dan shalat.
Kedudukan syari’ah dalam ajaran Islam adalah sebagai bukti aqidah. Setiap detik kehidupan manusia diisi dengan perbuatan perbuatan. Perbuatan perbuatan itu dilandasi akar keyakinan hati akan tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak Tuhan(aqidah). Buah dari perbuatan itu dinamai akhlaq















AKHLAK
Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak
Kata akhlak berasal dari kata khilqun, yang mengandung segi-segi persesuaian kata khaliq dan makhluq. Dalam Bahasa Indonesia yang lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalah budi pekerti. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif atau baik, seperti amanah, sabar, pemaaf, rendah hati dll. Dan mungkin negatif atau buruk, seperti sombong, dendam, dengki, hianat dll.
Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral (moralsence) yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
akhlak yang baik yang disebut dalam ayat yang ada di dalam Al-Qur’an terdapat juga dalam Al-Hadits yang memuat perkataan, tindakan dan sikap diam Nabi Muhammad SAW. selama kerasulan beliau 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Menurut Siti ‘Aisyah ra. (Isteri Rasulullah SAW.), bahwa akhlak Rasulullah SAW. adalah Al-Qur’an. Dan di dalam Al-Qur’an pun Rasulullah SAW. dipuji oleh Allah SWT. dengan Firman-Nya :
Artinya :
“Dan engkau Muhammad, sungguh memiliki akhlak yang agung”. (QS. Al-Qalam ayat 4).












Suatu perbuatan baru dapat disebut sebagai cerminan akhlak, jika memenuhi syarat:
1.    Dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan.
2.    Timbul dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan di pikir-pikir terlebih dahulu.
Secara garis besarnya akhlak dibagi dua, yaitu :
·         Akhlak terhadap Allah SWT.
·         Akhlak terhadap makhluk (semua ciptaan Allah SWT.)
Akhlak terhadap makhluk dapat dibagi dua, yaitu :
a)    Akhlak terhadap manusia
b)    Akhlak terhadap bukan manusia
a)    Akhlak terhadap manusia dibagi dua, yaitu :
       i.   Akhlak terhadap diri sendiri
      ii.   Akhlak terhadap orang lain
b)    Akhlak terhadap bukan manusia dibagi dua, yaitu :
              i.   Akhlak terhadap makhluk hidup bukan manusia, seperti akhlak terhadap tumbuh-tumbuhan (flora) dan hewan (fauna)
            ii.   Akhlak terhadap makhluk (mati) bukan manusia, seperti akhlak terhadap tanah, air, udara dsb. Akhlak terhadap manusia dan bukan manusia, kini disebut akhlak terhadap lingkungan hidup.

Perbandingan Ukuran Baik Buruk dalam Akhlak
dengan Aliran dalam Filsafat Etika
Perkataan akhlak sering juga disamakan dengan kesusilaan atau sopan santun.
Sebagai cabang filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan baik atau buruk, ukuran yang dipergunakannya adalah akal pikiran. Akallah yang menentukan apakah perbuatan manusia itu baik atau buruk.



·         Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma agama; nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
·         Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama serta nilai dan norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri.
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan Bersama
Butir-butir akhlak di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits bertebaran laksana gugusan bintang-bintang di langit. Selain satu butir dapat dilihat dari berbagai segi, juga mempunyai kaitan bahkan persamaan dengan taqwa. Karena itu hanya dicantumkan beberapa saja sebagai contoh, diantaranya adalah :
1.    Akhlak terhadap Allah SWT. antara lain :
a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah SWT. melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan; Kecintaan kita kepada Allah SWT. diwujudkan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhaan Allah SWT.
c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
d. Qana’ah, yaitu menerima dengna ikhlas semua qadha dan qadhar Allah SWT. setelah berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi).
e. Memohon ampun hanya kepada Allah SWT.
f. At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT. Taubat yang paling tinggi adalah taubat nasuha yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah SWT. dan dengan tertib melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
g. Tawakal berserah diri kepada Allah SWT.






2.    Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua yakni :
a)     Akhlak terhadap Manusia, diantaranya :
·         Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW.), dianta ranya.
a. Mencintai Rasulullah SAW. secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
b. Menjadikan Rasulullah SAW. sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.

c. Menjalankan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.
·         Akhlak terhadap Orang Tua (birrul walidain), diantaranya :
a. Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
b. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang.
c. Berkomunikasi dengan orang tua dengan hikmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut.
d. Berbuat baik kepada bapak-ibu dengan sebaik-baiknya, dengan mengikuti nasehat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat bapak-ibu ridha.
e. Mendo’akan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
·         Akhlak terhadap Diri Sendiri, diantaranya :
a. Memelihara kesucian diri.
b. Menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum dan akhlak Islam).
                          c. Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas serta rendah diri.
d. Malu melakukan perbuatan jahat.
e. Menjauhi dengki dan menjauhi dendam.
f. Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
g. Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.




·         Akhlak terhadap Keluarga, diantaranya :
a. Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluaraga
b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
c. Berbakti kepada bapak-ibu.
d. Mendidik anak-anak dengan kasih sayang.
e. Memelihara hubungan silahturrahim dan melanjutkan silahturrahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia.
·         Akhlak terhadap Tetangga, diantaranya :
a. Saling mengunjungi.
b. Saling bantu di waktu senang, lebih-lebih tatkala susah.
c. Saling beri-memberi, saling hormat-menghormati.
d. Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
·         Akhlak terhadap Masyarakat, diantaranya :
a. Memuliakan tamu.
b. Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan.
c. Saling menolong dalam melakukn kebajikan dan taqwa.
d. Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan orang lain melakukan perbuatan jahat (mungkar).
e. Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya.
f. Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.
g. Mentaati putusan yang telah diambil.
h. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan seseorang atau masyarakat kepada kita.
i. Menepati janji.




b)    Akhlak terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup), diantaranya :
a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna yang sengaja diciptakan Allah SWT. untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.
c. Sayang pada sesama makhluk.

Butir-butir di atas merupakan akhlak yang baik. Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat setan dan orang-orang tercela. Dengan demikian, akhlak terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Akhlak baik atau terpuji (Akhlaqul Mahmudah), yakni perbuatan baik terhadap Allah SWT., terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya.
2. Akhlak yang tercela, (Akhlaqul Madzmumah), yakni perbuatan buruk terhadap Allah SWT., perbuatan buruk dengan sesama manusia dan makhluk lainnya.

Berikut akan diuraikan secara singkat mengenai akhlak buruk :
·         Akhlak buruk terhadap Allah SWT. :
a. Takabbur (Al-Kibru), yaitu sikap yang menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengakui kekuasaan Allah SWT. di alam ini, termasuk mengingkari nikmat Allah SWT. yang ada padanya.
b. Musyrik (Alk-Syirk), yaitu sikap yang mempersekutukan Allah SWT. dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya.
c. Murtad (Ar-Riddah), yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama Islam, untuk menjadi kafir.
d. Munafiq (An-Nifaaq), yaitu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama.





e. Riya’ (Ar-Riyaa’), yaitu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan perbuatan baik yang dilakukannya. Maka ia berbuat bukan karena Allah SWT. melainkan hanya ingin dipuji oleh sesama manusia. Jadi perbuatan ini kebalikan dari sikap ikhlas.
f. Boros atau Berfoya-foya (Al-Israaf), yaitu perbuatan yang selalu melampaui batas-batas ketentuan agama. Allah SWT. melarang bersikap boros, karena hal itu dapat melakukan dosa terhadap-Nya, merusak perekonomian manusia, merusak hubungan sosial dan merusak diri sendiri.
g. Rakus atau Tamak (Al-Hirshu atau Ath-Thama’u), yaitu sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki, tanpa memperhatikan orang lain. Hal ini termasuk kebalikan dari rasa cukup (Al-Qanaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah SWT. karena melanggar ketentuan larangan-Nya.

·         Akhlak buruk terhadap Manusia :
a. Mudah marah (Al-Ghadhab), yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
b. Iri hati atau dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu), yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu mengingingkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali.
c. Mengadu-adu (An-Namiimah), yaitu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain, dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.
d. Mengumpat (Al-Ghiibah), yaitu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain.
e. Bersikap congkak (Al-Ash’aru), yaitu sikap dan perilaku yang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya maupun dari perkataannya.



f. Sikap kikir (Al-Bukhlu), yaitu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain.

g. Berbuat aniaya (Azh-Zhulmu), yaitu suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kerugian materiil maupun non materiil. Dan ada juga yang mengatakan bahwa seseorang yang mengambil hak-hak orang lain termasuk perbuatan dzalim (menganiaya).
Islam
Islam adalah agama rahmatan lil alamin, dimana didalamnya terdapat berbagai aturan  tatacara mencari ilmu, bersuci, mencintai sesama kaumnya dan lain sebagainya. Islam sangatlah indah tak ada paksaan dalam kita memasuki agama tersebut. Maka daripada itu, islam dikatan agama rahmatan lil alamin, agama yang mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Islam (al-islām, الإسلام): "berserah diri kepada Tuhan" adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar di dunia setelah. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (الله, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Aspek kebahasaan
Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti 'Menyelamatkan'
Contoh: 'Assalamu Alaikum' yang berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya.
Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan diri kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindar larangannya.
"...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."

Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu:
 "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah".
 Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, ia dapat dianggap telah menjadi seorang muslim dalam status sebagai mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mengutus Muhammad sebagai Nabi terakhir setelah diutusnya Nabi Isa 6 abad sebelumnya. Agama Islam mempercayai bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber hukum dan peraturan hidup yang fundamental.

 Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai penerus dan pembaharu kepercayaan monoteistik yang diturunkan kepada Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi oleh Tuhan yang sama.
 Umat Islam juga meyakini al-Qur'an yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril adalah sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Di dalam al-Qur'an Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman







Lima Rukun Islam
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas.
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
1.    Mengucapkan dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.
2.    Mendirikan salat wajib lima kali sehari.
3.    Berpuasa pada bulan Ramadan.
4.    Membayar zakat.
5.    Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.

Enam Rukun Iman
Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:
1.    Iman kepada Allah
2.    Iman kepada malaikat Allah
3.    Iman kepada Kitab Allāh (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur dan suhuf)
4.    Iman kepada nabi dan rasul Allah
5.    Iman kepada hari kiamat
6.    Iman kepada qada dan qadar
لا إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana di dalam al-Qur'an pada Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
  1. Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
  2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
  3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
  4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku". (Ta Ha [20]:14)

Al-Qur'an
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/50/FirstSurahKoran.jpg/250px-FirstSurahKoran.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf22/skins/common/images/magnify-clip.pngAl-Fatihah merupakan surah pertama dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut.
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Yang membacakan Qur’an  disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).
Nabi Muhammad S.A.W
Muhammad dan hadits, Muhammad (570-632 M) adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang muslim (lihat syahadat). Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang diturunkan sebelumnya.
Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah hadits yakni kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah Al Qur'an.
Hari Besar dalam islam
  • Idhul Adha / Idul Qurban
  • Idhul Fitri
  • Hari Jumat



ILMU-ILMU KEISLAMAN

A.    DEFINISI ILMU-ILMU KEISLAMAN
Ilmu keislaman adalah segala sesuatu yang bertalian dengan agama Islam.  Pada awalnya ilmu-ilmu islam berkembang dalam bidang qiraah, tafsir dan hadis. Kemudian menyusul ilmu fikih, ilmu-ilmu ini bertambah dan berkembang sesuai dengan evolusi kemajuan masyarakat.

B.     PERKEMBANGAN STUDI  dan ILMU-ILMU ISLAM
Pendidikan islam pada zaman awal dilaksanakan dimasjid-masjid. Mahmud yunus menjelaskan bahwa pusat studi islam klasik adalah:
·         mekkah dan madinah (Hijaz),
·         Basrah dan Kufah (Irak),
·          Damaskus dan Palestina (Syam)
·         Fistat (Mesir).
Setelah kedudukan islam di madinah menjadi kuat, umat islam menentukan langkah berikutnya, yaitu menakhlukan mekah setelah sebelumnya melakukan perundingan yang hampir tanpa kekerasan (630 M). Kesuksesan Nabi menjadi lengkap tempat-tempat suci seperti ka’bah, sumur zam-zam dan makam Nabi Ibrahim As. Dikuasai umat Islam.
Dengan demikian, pada zaman Nabi Muhammad SAW. terdapat  dua kota sebagai pusat pengembangan islam yaitu Madinah dan Mekah.

ISLAM NORMATIF DAN ISLAM AKTUAL
·         Islam normatif, islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif yang adadalam Al-Qur’an, yaitu yang memandang agama dari segi ajarannya yang asli dari Tuhan yang didalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Agama terlihat sebagai suatu kebenaran mutlak dari Tuhan tidak ada kekurangan sedikitpun dan tampak bersikap ideal. Secara normatif pasti benar menjunjung nilai-nilai luhur.


·         Islam aktual, islam yang  ada dimasyarakat merupakan upaya atau bentuk pendekatan yang dilakukan manusia dalam mengamalkan islam. Namun, islam dengan citranya yang ideal terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yaitu lebih mengutamakan pengamatan langsung, turun kelapangan tanpa berpijak pada atau setidak-tidaknya dengan upaya membebaskan diri dari kungkungan teori-teori formal yang pada dasarnya sangat abstrak.



















DAFTAR PUSTAKA

·         Abudin Nata, Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003).
·         Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: RemajRosda Karya, 2000).

·         http://putrashared.blogspot.com/2011/11/rangkuman-aqidah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar